Dimas W Cuma Penulis Biasa Yang Kadang Males-Malesan Kadang Semangat.

Makna Lagu All Too Well Taylor Swift Lirik dan Terjemahan Indonesia

7 min read

Achmaddimas.com – Banyak yang belum mengetahui makna lagu All Too Well Taylor Swift. Sebenarnya cukup dalam untuk artinya dan disini saya akan membagikan lirik beserta terjemahan ke Bahasa Indonesia.

Untuk arti lagu All Too Well dari Taylor Swift sendiri jika kita ambil kesimpulan dari liriknya yaitu menceritakan sebuah hubungan yang cukup rumit. Hal ini cukup banyak dialami pasangan ketika menjalin sebuah hubungan.

Makna Lagu All Too Well

Sama halnya dengan arti lagu ini yang menggambarkan betapa rumitnya suatu hubungan dan pasti ada permasalahan didalamnya. Pada akhirnya hubungannya berakhir dan hanya menyisakan sebuah kenangan.

Kenangan yang tertinggal pasti sangat sulit untuk dilupakan. Apalagi jika mengingat hal-hal romantis dahulu ketika masih ada hubungan. Itulah yang diceritakan oleh lagu All Too Well dari Taylor Swift ini.

Baca Juga : Makna Lagu A Piece Of You Lirik dan Terjemahan Indonesia.

Namun masih ada makna lagu All Too Well Taylor Swift yang cukup mendalam dan silahkan simak berikut ini.

Makna Lagu All Too Well Taylor Swift

Makna lagu “All Too Well” yang dinyanyikan oleh Taylor Swift adalah lagu yang menggambarkan perasaan kehilangan dan nostalgia setelah berakhirnya hubungan cinta.

Liriknya merinci kenangan-kenangan pahit yang terkait dengan hubungan tersebut, termasuk momen-momen indah dan perpisahan yang sulit. Banyak pendengar menganggap lagu ini sebagai salah satu lagu paling emosional dan mendalam yang pernah ditulis oleh Taylor Swift.

Beberapa bahasan tentang lagu ini mencakup interpretasi mengenai siapa yang mungkin menjadi inspirasi di balik liriknya, terutama dalam hubungannya dengan Jake Gyllenhaal. Selain itu, lagu ini juga dikenal dengan lirik-liriknya yang kuat dan vokal yang penuh emosi yang disampaikan oleh Taylor Swift.

Lirik Lagu All Too Well Taylor Swift dan Terjemahan

All Too Well

[Verse 1]

I walked through the door with you, the air was cold
(Aku masuk melalui pintu bersamamu, udaranya dingin)
But something ’bout it felt like home somehow
(Tapi ada sesuatu yang membuatnya terasa seperti rumah bagaimanapun)
And I left my scarf there at your sister’s house
(Dan aku meninggalkan syalku di rumah saudaramu)
And you’ve still got it in your drawer, even now
(Dan kau masih menyimpannya di laci, bahkan sekarang)
Oh, your sweet disposition and my wide-eyed gaze
(Oh, kepribadian manismu dan pandangan mataku yang terbelalak)
We’re singing in the car, getting lost upstate
(Kami bernyanyi di dalam mobil, tersesat di daerah atas)
Autumn leaves falling down like pieces into place
(Daun-daun musim gugur jatuh seperti bagian yang sesuai)
And I can picture it after all these days
(Dan aku bisa membayangkannya setelah semua hari ini)

[Pre-Chorus]

And I know it’s long gone and
(Dan aku tahu itu sudah berlalu dan)
That magic’s not here no more
(Sihir itu tak ada lagi di sini)
And I might be okay, but I’m not fine at all
(Dan aku mungkin baik-baik saja, tapi aku tidak baik sama sekali)
Oh, oh, oh

[Chorus]

‘Causе there we are again on that little town street
(Karena di sanalah kita lagi di jalan kecil)
You almost ran the red ’cause you were lookin’ over at me
(Kau hampir saja melanggar lampu merah karena kau menatapku)
Wind in my hair, I was there
(Angin di rambutku, aku ada di sana)
I remember it all too well
(Aku ingat semuanya terlalu baik)

[Verse 2]

Photo album on the counter, your cheeks were turning red
(Album foto di atas meja, pipimu memerah)
You used to be a little kid with glasses in a twin-sized bed
(Dulu kau adalah anak kecil dengan kacamata di ranjang berukuran twin)
And your mother’s telling stories ’bout you on the tee-ball team
(Dan ibumu bercerita tentangmu di tim tee-ball)
You taught me ’bout your past, thinking your future was me
(Kau mengajariku tentang masa lalumu, berpikir masa depanmu adalah aku)
And you were tossing me the car keys, “fuck the patriarchy”
(Dan kau melemparkan kuncinya padaku, “sialan patriarki”)
Key chain on the ground, we were always skipping town
(Gantungan kunci di tanah, kita selalu pergi dari kota)
And I was thinking on the drive down, any time now
(Dan aku berpikir dalam perjalanan, kapan saja sekarang)
He’s gonna say it’s love, you never called it what it was
(Dia akan mengatakan itu cinta, kau tak pernah menyebutnya apa adanya)
‘Til we were dead and gone and buried
(‘Til kita mati dan dikubur)
Check the pulse and come back swearing it’s the same
(Periksa denyut dan kembali bersumpah itu sama)
After three months in the grave
(Setelah tiga bulan di kuburan)
And then you wondered where it went to as I reached for you
(Dan kemudian kau bertanya-tanya kemana itu pergi saat aku mencari dirimu)
But all I felt was shame and you held my lifeless frame
(Tapi yang kurasakan hanyalah malu dan kau memegang tubuhku yang tak bernyawa)

[Pre-Chorus]

And I know it’s long gone and
(Dan aku tahu itu sudah berlalu dan)
There was nothing else I could do
(Tidak ada yang lain yang bisa kulakukan)
And I forget about you long enough
(Dan aku melupakanmu cukup lama)
To forget why I needed to
(Untuk melupakan mengapa aku perlu)

[Chorus]

‘Cause there we are again in the middle of the night
(Karena di sanalah kita lagi di tengah malam)
We’re dancing ’round the kitchen in the refrigerator light
(Kita menari di sekitar dapur di bawah cahaya kulkas)
Down the stairs, I was there
(Turun tangga, aku ada di sana)
I remember it all too well
(Aku ingat semuanya terlalu baik)
And there we are again when nobody had to know
(Dan di sanalah kita lagi saat tak seorang pun harus tahu)
You kept me like a secret, but I kept you like an oath
(Kau menyimpanku seperti rahasia, tapi aku menyimpanmu seperti sumpah)
Sacred prayer and we’d swear
(Doa yang sakral dan kita bersumpah)
To remember it all too well, yeah
(Untuk mengingat semuanya terlalu baik, yeah)

[Bridge]

Well, maybe we got lost in translation
(Mungkin kita tersesat dalam terjemahan)
Maybe I asked for too much
(Mungkin aku meminta terlalu banyak)
But maybe this thing was a masterpiece
(Tapi mungkin ini adalah mahakarya)
‘Til you tore it all up
(Hingga kau merusak semuanya)
Running scared, I was there
(Kabur lari, aku ada di sana)
I remember it all too well
(Aku ingat semuanya terlalu baik)
And you call me up again just to break me like a promise
(Dan kau meneleponku lagi hanya untuk menghancurkanku seperti sebuah janji)
So casually cruel in the name of being honest
(Dengan sangat sembarangan kejam demi jujur)
I’m a crumpled up piece of paper lying here
(Aku adalah sehelai kertas yang kusut berbaring di sini)
‘Cause I remember it all, all, all
(Karena aku ingat semuanya, semuanya, semuanya)

[Verse 3]

They say all’s well that ends well, but I’m in a new Hell
(Orang bilang semua baik-baik saja yang berakhir baik, tapi aku berada dalam Neraka baru)
Every time you double-cross my mind
(Setiap kali kau mengkhianati pikiranku)
You said if we had been closer in age maybe it would have been fine
(Kau bilang jika kita lebih dekat dalam usia mungkin semuanya akan baik-baik saja)
And that made me want to die
(Dan itu membuatku ingin mati)
The idea you had of me, who was she?
(Ide yang kau miliki tentang diriku, siapa dia?)
A never-needy, ever-lovely jewel whose shine reflects on you
(Seorang permata yang tak pernah butuh, selalu indah yang bersinar di dirimu)
Not weeping in a party bathroom
(Bukan menangis di kamar mandi pesta)
Some actress asking me what happened, you
(Beberapa aktris bertanya padaku apa yang terjadi, dirimu)
That’s what happened, you
(Itu yang terjadi, dirimu)
You who charmed my dad with self-effacing jokes
(Kau yang membuat ayahku terpesona dengan lelucon diri yang merendahkan diri)
Sipping coffee like you’re on a late-night show
(Minum kopi seolah-olah kau sedang dalam acara malam hari)
But then he watched me watch the front door all night, willing you to come
(Tapi kemudian dia melihatku memandangi pintu depan sepanjang malam, berharap kau datang)
And he said, “It’s supposed to be fun turning twenty-one”
(Dan dia berkata, “Seharusnya menyenangkan saat berusia dua puluh satu”)

[Verse 4]
Time won’t fly, it’s like I’m paralyzed by it
(Waktu takkan terbang, rasanya aku lumpuh olehnya)
I’d like to be my old self again, but I’m still trying to find it
(Aku ingin menjadi diriku yang dulu lagi, tapi aku masih mencoba mencarinya)
After plaid shirt days and nights when you made me your own
(Setelah hari-hari mengenakan kemeja kotak-kotak dan malam ketika kau membuatku milikmu)
Now you mail back my things and I walk home alone
(Sekarang kau mengirimkan kembali barang-barangku dan aku pulang sendiri)
But you keep my old scarf from that very first week
(Tapi kau menyimpan syalku yang lama dari minggu pertama itu)
‘Cause it reminds you of innocence and it smells like me
(Karena itu mengingatkanku pada kepolosan dan baunya seperti aku)
You can’t get rid of it
(Kau tak bisa menghilangkannya)
‘Cause you remember it all too well, yeah
(Karena kau ingat semuanya terlalu baik, yeah)

[Chorus]

‘Cause there we are again when I loved you so
(Karena di sanalah kita lagi ketika aku sangat mencintaimu)
Back before you lost the one real thing you’ve ever known
(Kembali sebelum kau kehilangan satu-satunya hal nyata yang pernah kau tahu)

[Verse 5]
It was rare, I was there
(Itu langka, aku ada di sana)
I remember it all too well
(Aku ingat semuanya terlalu baik)
Wind in my hair, you were there
(Angin di rambutku, kau ada di sana)
You remember it all
(Kau ingat semuanya)
Down the stairs, you were there
(Turun tangga, kau ada di sana)
You remember it all
(Kau ingat semuanya)
It was rare, I was there
(Itu langka, aku ada di sana)
I remember it all too well
(Aku ingat semuanya terlalu baik)

[Verse 6]

And I was never good at telling jokes, but the punch line goes
(Dan aku tak pernah pandai bercanda, tapi poin utamanya adalah)
“I’ll get older, but your lovers stay my age”
(“Aku akan bertambah tua, tapi kekasihmu tetap seumuranku”)
From when your Brooklyn broke my skin and bones
(Dari saat Brooklynmu merobek kulit dan tulangku)
I’m a soldier who’s returning half her weight
(Aku adalah seorang prajurit yang pulang dengan setengah berat badannya)
And did the twin flame bruise paint you blue?
(Dan apakah luka api kembar itu melukismu biru?)
Just between us, did the love affair maim you, too?
(Hanya di antara kita, apakah hubungan cinta itu juga melukaimu?)
‘Cause in this city’s barren cold
(Karena di kota yang dingin ini)
I still remember the first fall of snow
(Aku masih ingat salju pertama yang turun)
And how it glistened as it fell
(Dan bagaimana ia berkilau saat turun)
I remember it all too well
(Aku ingat semuanya terlalu baik)

[Outro]

Just between us, did the love affair maim you all too well?
(Hanya di antara kita, apakah hubungan cinta itu juga melukaimu terlalu baik?)
Just between us, do you remember it all too well?
(Hanya di antara kita, apakah kau ingat semuanya terlalu baik?)
Just between us, I remember it all
(Hanya di antara kita, aku ingat semuanya)
Wind in my hair, I was there, I was there
(Angin di rambutku, aku ada di sana, aku ada di sana)
Down the stairs, I was there , I was there, I was there
(Turun tangga, aku ada di sana, aku ada di sana)
Sacred prayer, I was there, I was there
(Doa yang sakral, aku ada di sana, aku ada di sana)
It was rare, you remember it all too well
(Itu langka, kau ingat semuanya terlalu baik)
Wind in my hair, I was there, I was there
(Angin di rambutku, aku ada di sana, aku ada di sana)
Down the stairs, I was there, I was there
(Turun tangga, aku ada di sana, aku ada di sana)
Sacred prayer, I was there, I was there
(Doa yang sakral, aku ada di sana, aku ada di sana)
It was rare, you remember it
(Itu langka, kau ingat semuanya)
Wind in my hair, I was there, I was there
(Angin di rambutku, aku ada di sana, aku ada di sana)
Down the stairs, I was there, I was there
(Turun tangga, aku ada di sana, aku ada di sana)
Sacred prayer, I was there, I was there
(Doa yang sakral, aku ada di sana, aku ada di sana)
It was rare, you remember it
(Itu langka, kau ingat semuanya)

Baca Juga : Bot Telegram Lirik Lagu

Akhir Kata

Demikian informasi mengenai makna lagu All Too Well yang dinyanyikan Taylor Swift. Jika kita mendengar lagunya pasti kita merasakan bagaimana rasanya kehilangan dan hanya tersisa kenangan. Sekian dari saya Achmaddimas.com dan terimakasih telah berkunjung.

Dimas W Cuma Penulis Biasa Yang Kadang Males-Malesan Kadang Semangat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *